RSS
Container Icon

Perjalanan Etape 3 (lanjutan Ketika Benih Cinta Mulai Tumbuh)

*Ketika Benih Cinta Mulai Tumbuh



Memang masih terlalu dini bagiku tuk mengenalmu, jiwa penasaranku ingin segera melumat setiap sisi penampakan alam yang kau sembunyikan dibalik rimbun dedaunan liar. Ingin kucari lahan kosong dihatimu agar bisa kutanam benih cinta yang telah mulai berkecambah. Aku harap benih itu akan tumbuh besar dan penuh cinta hingga kelak akan mengabadikan kisah-kisah yang pernah terlukis diantara kita.

Penyusuranku atas gerangan dirimu masih berlangsung. Buliran debu berganti menyambutku, menyerbu ke sekujur tubuh. Secercik bagiannya bahkan sempat singgah dimataku terasa perih memerah. Kemudian titik temu yang kau janjikan diatas tanah tinggi yang dingin mengulurkan tangannya, menyeret langkahku menuju dekap hangat nafasmu.

Tak jemu aku menasbihkan puji-pujian doa, berbisik betapa agung Sang Pecipta menguntai auramu. Kagumku sontak menghindar, senandung angin pilu menyiarkan luka terpendam dalam jiwanya yang tenang. Dia bertutur jika wajahnya tak sepucat kini. Ada rona mewarnai senyum abadinya. Sayang keabadian itu telah punah oleh jiwa-jiwa rakus yang mencuri mahkota kebesarannya. Kosong. Padang impian yang bermandikan edelweis telah tercabut oleh tangan. Sepi, meranggas dan meradang.

Aku terpaku kelu, seiring sudut mata yang mengaca. ’’Wahai cintaku, aku datang bukan hendak menjarahmu. Aku datang atas restu undanganmu. Apa yang bisa kubuat tuk menyucikan kegelisahan kalbumu yang beralas perih nestapa?”

Sunyi. Semakin dingin pula kurasa. Dan kau masih menampakkan geliat nan anggun, meski tawamu mugkin tak serenyah dulu.

Sebuah seruan menghentak, memaksa langkahku meninggalkan asa yang sempat kau titiskan padaku. Dan keluguanku tak mampu menerjemahkan sinyal harapan atas kemalanganmu. Aku hanya menikmati nelangsa sesaat. Tak juga paham inginnya.

Hanya getar aneh berbisik meyakinkan bahwa benih cinta yang pernah kuminta pada suatu lahan telah tertanam siap tumbuh dan mekar. Meski sejatinya aku tak mengerti bagaimana aku harus mencintanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perjalanan Etape 3

*Ketika Benih Cinta Mulai Tumbuh


Sebuah kesempatan gemilang bertandang memberiku kartu undangan. Sangat menarik. Sebuah kencan indah yang telah lama kunanti. Kiranya dia menginginkan hadirku tuk sekedar bercumbu sesaat. Seiring rinduku, aku bersorak melonjak girang.

Entahlah. Gejolak yang menggebu menggerogoti kalbu. Ada perasaan percaya berhimpitan dengan ketidakyakinan. Benarkah aku ingin menjenguknya? Atau sekedar pelarian dari kepenatan aktivitas harian yang menjemukan.

Bentang permadani hijau berhasil menyedot perhatianku, melupakan ketidaknyamanan logika. Ingin sekali segera berlari, menari, bergulingan. Belum lagi buaian awan putih yang mendorong hasrat kecilku tuk bermain, meloncat dengan riang. Satu lagi, aroma khas tubuhnya menghirup otak menerbangkan angan bagai terbius obat-obat terlarang. Yang jelas ini bukan madat sungguhan. Ini akan sangat menyegarkan, menguatkan dan menyehatkan. Tubuhmu akan berkeringat hingga metabolisme tubuh bekerja normal menghantar pada semangat untuk hidup dan berupaya mengantongi hidup agar lebih bermakna. Aku harap semua percaya pada obrolanku ini. Walau aku mungkin seorang pembual, tapi bualanku jika dicerna akan memberimu petuah yang berguna.

Layar kehidupan telah berganti menjadi layar kematian, dan berganti lagi ke layar hidup baru. Pagi ini aku jauh lebih siap dari sebelumnya. Kematangan pola pikirku yang telah dicekoki berbagai pengetahuan tentang menyiasati dirinya, si molek alam dan cara memperlakukannya. Percaya diri lebih mewakili ungkapan berani. Setidaknya aku tak perlu bingung lagi jika tiba-tiba dia marah dan mencampakkan aku.

 Sisi lain dirimu kau saji begitu menawan. Lebih terang bahkan sang penguasa siang tak perlu malu-malu mengintip lewat celah dahan yang rimbun. Cukup vulgar hingga kulitku terasa terbakar. Bukan masalah besar. Asal aku bisa menatapnya lagi, luka itu akan menghilang dengan sendirinya. Hati pun akan terpuaskan, walau mungkin kehadiranku sebagai tamu undangan tiada sangat istimewa. Aku bisa menerima dengan bangga dan senang.

Buah dari hasil pertemuan pertama meyakinkan aku bahwa keberadaan dirimu sangat memberi arti bagi hidupku. Dulu hidupku monoton berkutat dengan benang-benang dunia yang kusut. Kini benang sutera lembut mulai kurajut demi lembaran kisah baru yang akan kubentang dipuncak kebebasan. (bersambung…..)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS