RSS
Container Icon

Perjalanan Etape 3

*Ketika Benih Cinta Mulai Tumbuh


Sebuah kesempatan gemilang bertandang memberiku kartu undangan. Sangat menarik. Sebuah kencan indah yang telah lama kunanti. Kiranya dia menginginkan hadirku tuk sekedar bercumbu sesaat. Seiring rinduku, aku bersorak melonjak girang.

Entahlah. Gejolak yang menggebu menggerogoti kalbu. Ada perasaan percaya berhimpitan dengan ketidakyakinan. Benarkah aku ingin menjenguknya? Atau sekedar pelarian dari kepenatan aktivitas harian yang menjemukan.

Bentang permadani hijau berhasil menyedot perhatianku, melupakan ketidaknyamanan logika. Ingin sekali segera berlari, menari, bergulingan. Belum lagi buaian awan putih yang mendorong hasrat kecilku tuk bermain, meloncat dengan riang. Satu lagi, aroma khas tubuhnya menghirup otak menerbangkan angan bagai terbius obat-obat terlarang. Yang jelas ini bukan madat sungguhan. Ini akan sangat menyegarkan, menguatkan dan menyehatkan. Tubuhmu akan berkeringat hingga metabolisme tubuh bekerja normal menghantar pada semangat untuk hidup dan berupaya mengantongi hidup agar lebih bermakna. Aku harap semua percaya pada obrolanku ini. Walau aku mungkin seorang pembual, tapi bualanku jika dicerna akan memberimu petuah yang berguna.

Layar kehidupan telah berganti menjadi layar kematian, dan berganti lagi ke layar hidup baru. Pagi ini aku jauh lebih siap dari sebelumnya. Kematangan pola pikirku yang telah dicekoki berbagai pengetahuan tentang menyiasati dirinya, si molek alam dan cara memperlakukannya. Percaya diri lebih mewakili ungkapan berani. Setidaknya aku tak perlu bingung lagi jika tiba-tiba dia marah dan mencampakkan aku.

 Sisi lain dirimu kau saji begitu menawan. Lebih terang bahkan sang penguasa siang tak perlu malu-malu mengintip lewat celah dahan yang rimbun. Cukup vulgar hingga kulitku terasa terbakar. Bukan masalah besar. Asal aku bisa menatapnya lagi, luka itu akan menghilang dengan sendirinya. Hati pun akan terpuaskan, walau mungkin kehadiranku sebagai tamu undangan tiada sangat istimewa. Aku bisa menerima dengan bangga dan senang.

Buah dari hasil pertemuan pertama meyakinkan aku bahwa keberadaan dirimu sangat memberi arti bagi hidupku. Dulu hidupku monoton berkutat dengan benang-benang dunia yang kusut. Kini benang sutera lembut mulai kurajut demi lembaran kisah baru yang akan kubentang dipuncak kebebasan. (bersambung…..)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: