RSS
Container Icon

The Three Mbakentir's ke Gunung Salak (katanya 3)

Elang, Terdampar!


Semua terpana melihat kemegahan bangunan di depan. Rupanya kami langsung dibawa masuk ke kawasan sekretariat UKM. Sebuah gedung besar yang dijadikan tempat mangkal seluruh kegiatan mahasiswa. Keren banget!
Dalam bangunan ada satu ruang besar multifungsi. Bisa buat main basket, tenis lapangan, bulutangkis dan bola voli. Garis-garis lapangannya begitu banyak dan ada dua buah tiang di tengah samping kanan dan kiri.
Ngomong-ngomong tinggal dalam satu atap apa mereka bisa akur ya? Apalagi tempat latihan basket, tenis, voli dan bulutangkis four in one. Ah pikirin amat sih, nyatanya belum pernah dengar ada perang antar UKM di sini.
Seluruh penghuni sekre menyambut ramah tamu tak diundang pulang minta diantar nanti. Mereka menjamu kami dengan minuman botol yang bagi kami terlalu mewah. Apalagi acara makan malam dibayar pula. Servis memuaskan pokoknya.
Obrolan berat maupun ringan menemani separuh malam itu. Banyak masukan diperoleh tentang Gunung Salak. Mulai dari jalur, sumber air, transportasi dll yang bisa berguna pada saat pendakian nanti. Sisa malam pun dihabiskan dengan menjemput mimpi masing-masing.
Sialnya malam-malam karena perut kekenyangan, aku jadi punya hasrat untuk menyalurkannya ketempat yang benar. Sempet keder juga begitu tahu klosetnya berbentuk duduk. Maklumlah, di Purwokerto belum marak penggunaan kloset duduk. Bingung kawan, takut tak keluar juga. Ada rasa jijik jika harus meletakkan pantat ditempat orang lain meletakkan pantatnya juga. Setelah aku gosok-gosok pakai kaki, terakhir pakai tangan dan ku siram berkali-kali barulah aku rela meletakkan pantatku di sana. Ternyata kekhawatiranku bahwasanya emas batangan yang akan aku tabung tidak akan keluar salah. Kepepet dan sudah diujung tanduk membuat semua berjalan lancar.
Yah, bingung lagi pas mau mengubur batangan emas tersebut. Berkali-kali aku guyur pakai air tidak mau hilang juga. Terus terang aku tidak rela meninggalkanya mengambang sedemikian rupa. Aha, akhirnya aku nemu ide, cari bala bantuan buat menghilangkan jejak tempat penyimpanan harta karunku itu. Citonk adalah orang termalang yang menjadi tragetku.  
Aku mengintip keluar memastikan tidak ada orang lain yang akan masuk ke toilet. Jurus gerak kilat aku keluarkan dan langsung menculik Citonk yang dengan wajah enggan kubawa ke toilet. Awalnya Citonk cuma memberi instruksi dari luar, tapi karena aku tidak paham aku memaksa Citonk masuk mencium aroma sedap dan melihat gelimpangan emas batanganku. Sambil menutup hidung Citonk memberanikan diri mendekati kloset dan menekan tuas yang ada di belakang dudukan. Aku melongo begitu melihat emas batanganku langsung tersedot masuk ke dalam. Ah, leganya....

Aku meringis kembali ke ruang istirahat. Berharap Citonk yang sudah bergelung dengan sleeping bag (SB) tidak menceritakan perihal aku, kloset duduk dan emas batangan. Sungguh malu-maluin, katrok bin ndeso! (masih nyambung....)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS