RSS
Container Icon

Perjalanan Etape 4


*Cinta Gila

Dua tahun ini hidupku selaksa tersembah untuk Sang Dewi Alam. Tiada hari tanpa mencumbunya dalam asmara berselaput tawa. Ringan, tak terbelenggu beban yang mengancam eksistensiku sebagai aku pedamba kealamian. Bebas bersenandung tanpa nada. Merdeka dari keluhan duniawi yang haus harta.
 Dulu, tak sama kurasa. Aku sungguh menanggung karma. Dirimu yang kusangka liar tanpa hukum, ternyata lebih beradab dari peradaban yang telah lama tenar. Gegapmu menyiratkan kedamaian yang didamba manusia. Riuhmu menyimpan sunyi berhawa hangat melahirkan ketenangan. Bukan sunyi berbuah sepi. Bukan ketenangan ilusi mendekap mati. Itulah yang membuatku hanyut dan menggila dalam pelukmu.
 Aku teringat pada dunia yang dulu mengikatku. Sungguh aku takut keturunanku akan berbangsa kanibal, tega menghisap darah hasil jerih saudara dan bangga membiarkan bangkai-bangkai busuk penindasan berkeliaran tanpa topeng kemaluan. Tidak! Kupastikan jiwaku berkelana dan belajar cinta darinya, Sang Dewi Alam yang bersahaja berselimut kasih nan ceria.
 Untuk yang kesekian kalinya aku mengembara. Mencari dan terus belajar dari keluguan yang menyejukkan relung sanubariku. Tentu. Aku ingin menggali berjuta ilmu, menempa hidup menikmati ragam rasa yang kau tawarkan.  Senang, tawa, sedih dan tangis yang merupakan roda lingkaran belenggu manusia.
 Seorang petualang ‘Walter Bonatti’ bahkan berujar bahwa engkau adalah guru sekaligus pemberi petuah terbaik bagi manusia. Dalam gemulai pesonamu menyimpan hukum-hukum yang menjadi pelajaran bermanfaat bagi seluruh mahluk bernyawa. Yeah, aku yakin itu. Aku hanya butuh bukti akurat agar aku bisa mendongeng pada dunia. Yeah, inilah Sang Dewi Alam yang mengobsesi nafas dan detak jantungku hingga aku meggila ingin selalu bersimpuh dipangkuanmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS