RSS
Container Icon

a Piece Story of Love


Pertama kali aku melihatnya, jantungku berdecak indah nian bunga itu. Merah merekah senada dengan busana hatiku.

Kupikir kami bisa sepakat tentang hidup karena warna kami sama. Berhari-hari ku memujanya, menunggu saat tepat untuk memetiknya. Menyiapkan wadah terindah bagi kehadiran sang pesona.

Matahari telah mengemas ketika aku mengayun nada demi menyunting indahnya. Dia diam dalam tatap angkuh. Aku berlagu dalam tawa, dia mencibir.

Dalam degup yang membara ku beranikan tanganku terulur tuk menyentuhnya. Ouch.....
Warna merah semakin membuatku merah. Ada perih menggelayut.


Ah kawan, aku lupa sesuatu.
Mawar itu sungguh berduri. Bodohnya aku tak menyadari hingga aku tertusuk hingga ke dada.
Akhirnya yang kudapat hanya titik embun menyudut dikelopak mata.

Inilah nada-nada cinta yang kuuntai untuk memetiknya kawan,
dengarlah.....


Dear Mr Rose

Tahukah kau?
Sejak itu aku menjadi gila,
sungguh tergila-gila pada pancaran gerak lakumu
melupakan realita penantian lalu yang bersisa sia-sia

Entahlah,
Otakku mendadak buntu, meski aku mungkin cukup ahli dalam hal menggombal lewat tulisan
Kali ini aku terperangkap dalam lubang hitam kata, tanpa dasar hingga aku tak bisa keluar tuk berucap sebagaimana rasaku sesungguhnya
Terjebak dalam tuntunan nafsu
Gelisah dengan detik mengangan tentang dirimu

Kebimbangan menonjok telak ke jiwa. Membuat aku limbung memilih antara kebohongan atau kenyataan
Meski hati tak pernah bisa menipu hasrat setiap kehadiran selintas bayangmu
Ingin kembali menatapmu tanpa perlu kau berpaling padaku
Tanpa perlu menyentuh palung hatimu yang bukan untukku
teguhlah pada cintamu

Aku begitu takut mengakui bahwa ada getaran aneh yang menggerogoti status quoku
Aku terlalu naïf dengan menganggap percakapan sekejap dulu bukanlah mula atau bukanlah apa-apa
Ternyata aku salah
Itu awal bagi kebangkitan rohku yang suri
Menerbitkan harapan bahwa esok engkaulah sang pemberi hadiah pernikahan yang indah

Andai kau tak mengerti…..
demikianlah aku
Seorang pemimpi dengan obsesi setinggi Everest yang kelak ingin kudaki
Mustahil!
karena aku tetaplah aku
Si pecundang sok ksatria, pandai berpura-pura tegar sekokoh karang lautan
Tahukah kau?
Karang adalah sosok rapuh yang munafik
Kasat mata begitu perkasa dengan isi keropos berdiam dirongrong air laut kejam
Seorang yang mendadak jadi pengagummu
Seorang bodoh yang tiba-tiba menghamba cinta

Sangat aneh,
karena sekali lagi aku pun tak mengerti arti kegilaan ini
Tak seharusnya aku mendina-hina
menanti uluran tangan nisbimu, laksana si buruk rupa yang bermimpi bersanding dengan si rupawan

Tak seharusnya pula aku merangkai untai konsonan ke vokal dengan terbuka, sedemikian vulgar
Menumbalkan mutiara suci yang terpuja pembawa keanggunan
Menjeratkan diri dalam himpunan cerca kodrati manusia
Menjilati kehormatan kaum hawa

Tolong abaikan saja semua dramatisasi ini
Kecamlah aku!
Kutuki saja aku
tapi jangan kau ludahi ketidakberdayaanku tuk memilih cinta
Anggaplah aku serupa duri yang harus dibuang demi keindahan tanpa melukai siapapun
Anggaplah aku sebagai penggemar gilamu atas hasrat terlarang yang telah mencengkeram asaku
cukuplah dimengerti menjadi rahasia
Hanya kau dan aku
saja.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS